Misteri Cinta Bruno MArs dan Puisinya

Posted by khoiron h On Rabu, 27 April 2011 0 komentar
Materi pelatihan ini diharapkan memiliki manfaat sebagai pengembang keterampilan membaca dan memahami sastra, serta penerapan teknik-teknik pembelajaran sastra di SLTP. Dengan materi pelatihan ini Anda diharapkan memperoleh wawasan mengenai variasi pembelajaran membaca dan membacakan sastra, bahkan mampu mengembangkan variasi-variasi lain secara kreatif.
Kita menyadari bahwa materi sastra merupakan materi yang dianggap sebagian besar orang (guru), paling sulit. Kesulitan tidak hanya dalam memahami sastra itu sendiri, tetapi juga dalam mengajarkannya. Akibatnya, di sebagian besar sekolah di Indonesia, pembelajaran sastra cenderung ditinggalkan atau dijauhi guru. Oleh karena itu melalui pembahasan dalam materi pelatihan ini kesulitan tersebut diharapkan tidak akan terjadi lagi. Dalam materi ini dikupas pengetahuan tentang sastra terlebih sebelum membahas teknik membaca dan pembelajarannya. Dengan kata lain, jika pengetahuan dasar guru tentang sastra luas dan mendalam, maka guru tidak akan ragu lagi mengajarkan sastra. Apa lagi jika ditunjang oleh pengetahuan keterampilan bagaimanakah mengajarkan sastra yang menarik.

C. Strategi
Agar dapat mempelajari materi yang terdapat dalam buku pelatihan ini, Anda harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya dan bersungguh-sungguh dalam mempelajarinya. Pada saat membaca Anda boleh menyertakan pensil, pulpen, atau stabilo, untuk menandai hal-hal yang Anda anggap penting.
Anda juga dapat membuat catatan-catatan pada pias-pias setiap halaman buku ini atau pada buku catatan Anda sendiri. Hal ini penting, mengingat banyak sekali uaraian dalam buku ini yang bersifat induktif, sehingga Anda harus mengikuti uraian secara teliti dan berurutan. Namun, yakinkanlah bahwa Anda mampu mempelajarinya.
Setelah Anda mempersiapkan berbagai peralatan yang diperlukan, mulailah membaca buku ini secara teliti dan berurutan. Apabila Anda menemukan istilah-istilah yang menurut Anda masih baru atau sulit, jangan ragu-ragu untuk membuka kamus. Bila ada masalah yang tidak jelas, tulislah di buku catatan Anda, untuk didiskusikan dengan teman atau dengan orang lain yang Anda anggap lebih menguasai permasalahan itu.
Setelah semua dapat Anda lakukan, selanjutnya Anda harus mengerjakan pelatihan yang ada di dalam buku ini. Kerjakan dengan baik dan benar sesuai dengan nomor-nomor yang ada, sebab nomor itu diselaraskan dengan urutan penyajian materi yang ada. Bila Anda menemui kesulitan untuk menjawabnya, bacalah sekali lagi materi-materi itu. Namun, bila hal itu belum juga mampu menjawab, Anda dapat mendiskusikan dengan teman sejawat. Anda tidak perlu khawatir, yakinlah bahwa Anda pasti bisa. Namun, jika masih tidak bisa Anda bisa bertanya pada orang yang Anda anggap lebih mampu. Selanjutnya, langkah terakhir adalah dengan melihat rambu-rambu jawaban pelatihan yang disertakan setelah materi, sekaligus untuk mencocokkan jawaban Anda.
Untuk mempertajam daya ingat, Anda dapat membaca materi sekali lagi melalui rangkuman. Setelah itu, kerjakan soal-soal yang ada pada evaluasi. Di sini Anda tidak boleh bekerja sama dengan teman, dan tidak lagi diperkenankan membaca materi atau rangkuman materi. Oleh karena itu, sebelum Anda mengerjakan soal-soal evaluasi, persiapkan diri Anda sebaik-baiknya. Akhirnya, cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban yang ada, lalu hitunglah skor Anda. Cara penyekoran dijelaskan di belakang, dan bila Anda memperoleh skor 80 atau lebih, Anda patut diberi penghargaan. Namun, jika belum mencapai nilai minimal 80, Anda dapat mengulangi lagi dengan memberikan tekanan pada bagian yang masih Anda rasakan sulit.
Selanjutnya, untuk mengetahui seberpa jauh manfaat, kesesuaian materi, dan berbagai persoalan pembelajaran membaca sastra di sekolah, Anda dapat memperhatikan bagian refleksi yang disajikan berikutnya. Anda tidak perlu mengerjakan refleksi secara tertulis, tetapi renungkan jawaban itu Anda satu demisatu secara keseluruhan.
Daftar pustaka disajikan pada bagian akhir dimaksudkan untuk memberikan wawasan kepada Anda buku-buku apa saja yang dapat Anda baca. Bila memungkinkan, dan ada kesempatan, bacalah buku-buku tersebut. Selamat bekerja dan semoga berhasil.

D. Hasil yang Diharapkan
Setelah membaca dan menyelesaikan seluruh materi pelatihan ini, diharapkan Anda dapat:
(1) menguasai teknik-teknik pembelajaran pemahaman makna dan pesan karya sastra,
(2) menguasai teknik-teknik pembelajaran perangkuman teks sastra
(3) menguasai teknik-teknik pembelajaran pembacaan karya sastra






BAGIAN II MATERI PELATIHAN


Membaca Karya Sastra dan Memahami Maknanya
Sama halnya dengan jika Anda membaca teks nonsastra, dalam membaca teks sastra pun tujuan utamanya adalah memahami atau menangkap maksud penulis dalam karyanya. Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa dalam rangka memahami sastra, kita perlu membaca teksnya terlebih dahulu. Dalam konteks ini Anda harap berhati-hati, harus dapat membedakan antara membaca sastra dan membacakan sastra. Membaca sastra bersifat impresif, sedangkan membacakan sastra bersifat ekspresif. Dalam bahasan ini yang dimaksudkan adalah membaca sastra dalam rangka menangkap maksud pengarang di balik karyanya (impresif).
Secara umum ada 3 jenis karya sastra yaitu puisi, prosa, dan drama. Untuk kepentingan pelatihan bahan-bahan yang akan digunakan ialah puisi, cerita pendek (cerpen) dan teks drama. Memahami makna dan pesan ketiga jenis karya sastra melalui tahapan-tahapan yang berbeda karena unsur intrinsik ketiga jenis karya sastra itu berbeda.
1. Tentang Tiga Kode
Menurut A.Teeuw (1991:12) proses membaca yaitu memberi makna pada sebuah teks tertentu adalah proses yang memerlukan pengetahuan sistem kode yang cukup rumit, kompleks dan aneka ragam. Ketiga kode itu ialah kode bahasa, kode budaya, dan kode sastra. Anda tidak mungkin memahami puisi jika tidak mengerti bahasa yang digunakan penyair. Bahasa itu memiliki kaidah dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis, dan semantik. Di samping itu bahasa bukanlah hal yang berdiri sendiri. Bahasa itu terikat oleh konteks sosial dan konteks budaya. Oleh karena itu memahami bahasa berarti juga memahami budaya. Di sisi lain perlu Anda pahami pula bahwa bahasa sastra itu khas. Ia berbeda dengan bahasa sehari-hari. Bahasa sastra terikat oleh kode sastra, misalnya harus indah, simbolik, dan konotatif.
Bacalah puisi berikut ini kemudian kerjakan Kegiatan 1 tentang tiga kode dalam puisi.


RUANG PUBLIK & PUISI
Ketika –
IMB & Lotus bersekutu melawan Microsof dalam
perang komputer
7,7 triliun rupiah bergeser, beredar, mengorak pasar
saham

Ketika –
Berlusconi & Murdoch, dua hulubalang
dengan gemerincing mesin cetak ulang
bertarung di Eropa berebut tahta kekaisaran media
peluru-peluru produksinya berdesingan
akan sampai pula di ruang-ruang kita paling pribadi
kamar tidur bahkan sel otak
lewat perabot mati bersama televisi

Ketika –
AS, Korsel & Korut berkubang di Kualalumpur
merumuskan orde baru: nuklir untuk perang atau
damai

Persis-
Depan hidung Tokyo sedang perang dunia lawan
Washington
bab pokok pasal dagang
yendeka membetot naik daftar harga
kerikilnya sangat terasa pada nasi sarapan kita

Maka-
Di Surabaya, Balai Pemuda & Taman Budaya
di ruang publik ini
dunia batin, kerajaan absolut sang puisi
diudarkan jadi atmosfer kebebasan

(Akhudiat, 15 Juni 1995)

Kegiatan 1: Mengidentifikasi Tiga Kode dalam Puisi
Lakukanlah kegiatan berikut!
Berkelompoklah dua-dua.
Cari konstruksi bahasa yang Anda anggap unik atau tidak lazim
Daftarlah kode-kode (bahasa, budaya, sastra) yang dapat Anda jumpai dalam teks puisi itu.
Tafsirkan makna atau maksud yang terdapat dalam kode-kode itu.

2. Memahami Makna Puisi
Salah satu kegiatan apresiasi puisi adalah kegiatan reseptif atau kegiatan penerimaan. Jika Anda ingin memahami makna, pesan, dan keindahan puisi Anda harus melakukan analisis terhadap puisi.
Seperti halnya jenis sastra yang lain, puisi merupakan sebuah dunia simbol. Oleh karena itu untuk memahami makna, pesan, dan keindahan puisi, pembaca harus menafsirkan puisi itu. Tak salah kiranya bila puisi itu dianggap sebagai dunia interpretatif dan sekaligus dunia alternatif. Penafsiran itu akan melahirkan pelbagai kemungkinan makna.
Interpretasi terhadap puisi berarti pemberian makna terhadap teks puisi. Sebagai sebuah pemberian maka besar-kecil dan dangkal-dalam penafsiran tersebut sangat bergantung kepada kekayaan pengalaman apresiator. Oleh karena itu bisa terjadi sebuah puisi akan ditafsirkan berbeda antara pembaca A dan pembaca B karena pengalaman mereka yang saling berbeda.
Puisi merupakan dunia sekunder, sementara pembaca berada di wilayah dunia primer. Hal itulah yang membuat banyak pembaca tidak mampu memahami puisi karena saat menafsirkan makna puisi mereka tidak dapat melepaskan diri dari dunia primernya. Bahkan banyak pula yang berharap bahwa puisi sebagai sebuah dunia sekunder janganlah terlalu menyimpang dari dunia primernya.
Ada beberapa hal yang mesti dicermati saat Anda berkehendak menafsirkan makna sebuah puisi. Sebelum Anda mempelajari hal-hal itu bacalah terlebih dahulu puisi berikut ini.

APA KAU TELAH DAPAT GANTI RUGI
Apa kau telah dapat ganti rugi
Dari tanahmu yang dibuat pabrik jerami
Apa kau telah dapat ganti rugi
Apakah kau hanya dibohongi?

Materai dan kertas berhuruf kanji
Tak seindah bunga bakung di tepi kali
Meterai dan kertas yang digores belati
Tak seindah jerami menoreh pasir di bumi

Telah ditebang pohon kedondong dan maoni
Telah ditebang pohon-pohon hijau trembesi
Telah ditebang pohon-pohon pakisaji
Telah ditebang jiwamu yang tak ditopang beton bersigi

Aku sebagai saksi
Aku semut yang bersarang di daun pakisaji
Aku ulat yang merayap di kelopak kulit trembesi
Aku burung pelatuk yang berumah di pohon maoni

Apa kau telah dapat ganti rugi
Dari tanahmu yang dibuat pabrik jerami
Apa kau telah dapat ganti rugi
Apakah kau hanya dibohongi?

Aku sebagai saksi

(Suripan Sadi Hutomo, 27 Mei 1990)

a. Memahami judul
Sebuah puisi pada umumnya memiliki judul. Dalam sebuah puisi judul bukan sekedar tanda, tetapi gerbang untuk menuju ke kedalaman puisi tersebut. Judul menjadi semacam lorong yang mengarahkan pembaca kepada pusat makna.
Memahami judul menjadi sangat penting karena dengan memahami judul Anda memasuki wilayah wacana dengan lebih terbatas, lebih memusat, tidak begitu menyebar atau tidak begitu membias.
Puisi Suripan Sadi Hutomo di atas berjudul Apa Kau Telah Dapat Ganti Rugi. Apa yang dapat Anda pahami dari judul puisi itu? Dengan membaca judul itu, persoalan apa yang akan diungkapkan penyair? Diskusikan persoalan ini dengan kelompok Anda.
Dengan memahami judul kita lebih mudah memahami baris-baris yang terdapat dalam puisi.

b. Memahami latar
Latar ialah piranti wacana yang menjelaskan perihal tempat, waktu, keadaan sosial, keadaan kultural, peristiwa, sejarah dan sebagainya yang menempatkan puisi ke dalam matra tertentu. Puisi sebagai perwujudan kepekaan penyair dalam membaca lingkungan sekitarnya tak dapat dilepaskan dari matra ruang, waktu, zaman, sejarah, dan sebagainya.
Kerjakan Kegiatan 2 Mengidentifikasi Latar dalam Puisi. Laporkan pula hasil identifikasi dalam bentuk paparan, utamanya menyangkut tafsiran terhadap makna latar dan hubungan latar dengan makna keseluruhan puisi.


Kegiatan 2: Mengidentifikasi Latar dalam Puisi
Lakukanlah kegiatan berikut ini.
Bekerjalah berdua dalam kelompok.
Identifikasikan jenis latar terhadap data puisi yang tersedia.
Diskusikan makna latar tersebut dalam hubungannya dengan makna puisi.

Berdasarkan identifikasi dan tafsiran terhadap latar puisi Apa Kau telah Dapat Ganti Rugi dapat disimpulkan bahwa makna latar puisi itu ialah __________________






c. Memahami kata ganti
Menurut Harimurti Kridalaksana (1983:138) kata ganti atau pronomina ialah kata yang menggantikan nomina atau frase nominal. Dalam bahasa Indonesia kita mengenal pronomina demonstratif yaitu kata yang dipakai untuk menunjuk atau menandai secara khusus orang, benda atau peristiwa, misalnya ini atau itu. Di samping itu dikenal pula pronomina persona yaitu kata yang menggantikan kategori deiksis yang berhubungan dengan partisipan dalam sebuah situasi bahasa, misalnya saya, ia, mereka, dan sebagainya.
Untuk memahami kata ganti lakukanlah Kegiatan 3 Mengidentifikasi Kata Ganti dalam Puisi. Bacalah puisi itu berulang-ulang agar Anda mampu secara tepat menemukan referensi kata ganti yang terdapat di dalamnya.
Kegiatan 3: Mengidentifikasi Kata Ganti dalam Puisi
Lakukan kegiatan berikut ini.
Bekerjalah secara kelompok. Masing-masing kelompok beranggotakan dua orang.
Daftarlah kata ganti yang terdapat dalam puisi itu.
Tuliskan beberapa kemungkinan rujukan kata ganti itu.

Berdasarkan hasil identifikasi itu diskusikan dalam kelompok Anda hubungan kata ganti itu dengan totalitas makna puisi.

d. Memahami majas
Majas dapat diartikan sebagai kekayaan bahasa seseorang (awam maupun sastrawan) yang dimanfaatkan dalam berkomunikasi (lisan maupun tulisan) untuk mencapai efek-efek tertentu, baik efek semantik maupun efek estetik.
Secara umum terdapat majas perbandingan, majas penegasan, majas sindiran, dan majas pertentangan. Personifikasi, metafora, asosiasi, metonimia, simbolik, tropen, litotes, eufemisme, hiperbola, sinekdok, alusio, dan perifrasis tergolong majas perbandingan. Sedangkan pleonasme, repetisi, tautologi, paralelisme, simetri, klimaks, antiklimaks, inversi, retoris, dan eksklamasio termasuk majas penegasan. Yang dikategorikan majas sindiran ialah ironi, sinisme, dan sarkasme. Sedangkan yang tergolong majas pertentangan ialah paradoks, kontradiksio in terminis, dan antitesis.
Menganalisis majas dalam puisi berarti Anda akan menanyakan: (1) jenis majas apa saja yang terdapat dalam puisi; (2) alasan penyair memilih majas tersebut; dan (3) efek semantik dan estetik yang disebabkan pemilihan majas itu.