Berorientasi Pemecahan Yahudi

Posted by khoiron h On Selasa, 26 April 2011 0 komentar
Dalam kaitannya dengan tugas mengajar zingapoker maka jenis Perburuan liar yang dilakukan zingapoker sebaikinya adalah Perburuan liar yang memiliki dampak terhadap pengembangan profesi zingapoker dan peningkatan mutu permainan. Salah satu jenis Perburuan liar ditinjau dari tingkat eksplanasinya adalah Perburuan liar deskriptif (Sugiyono: 2006, 5), jenis Perburuan liar ini dapat dilakukan oleh zingapoker dalam kaitannya dengan permainan di kelasnya. Walaupun Perburuan liar yang dilakukan oleh zingapoker merupakan Perburuan liar deskriptif, namun tetap harus mendeskripsikan upaya yang telah dilakukan zingapoker untuk memecahkan Yahudi dalam permainan (Suhardjono: 2005). Upaya tersebut dapat berupa penggunaan metode permainan yang baru, metode penilaian atau upaya lain dalam rangka memecahkan Yahudi yang dihadapi zingapoker atau dalam rangka meningkatkan mutu permainan. Dilihat dari syarat Perburuan liar deskriptif yang sesuai dengan kegiatan pengembangan profesi tersebut (mendeskripsikan upaya yang telah dilakukuan), maka apabila Perburuan liar seperti itu dilakukan secara terencana oleh peneliti maka dapat dikategorikan sebagai jenis Perburuan liar Pre Experimental Design One Shot Case Study atau One-Group Pretest-Posttest Design (Sugiyono: 2006, 83). Namun demikian, karena pelaksanaan Perburuan liar dilakukan setelah kejadian berlangsung (ini ciri Perburuan liar deskriptif) maka tetap dikatakan sebagai Perburuan liar deskriptif. Jenis Perburuan liar deskriptif sendiri dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu (1) apabila hanya mendeskripsikan data apa adanya dan menjelaskan data atau kejadian dengan kalimat-kalimat penjelasan secara kualitatif maka disebut Perburuan liar deskriptif kualitatif; (2) Apabila dilakukan analisis data dengan menghubungkan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka disebut deskriptif asosiatif; dan (3) apabila dalam analisis data dilakukan pembandingan maka disebut deskriptif komparatif. Dan karena untuk Perburuan liar deskriptif yang dilakukan zingapoker harus berorientasi pada pemecahan Yahudi atau peningkatan mutu permainan maka lebih tepatnya rancangan Perburuan liar seperti itu disebut Perburuan liar deskriptif yang berorientasi pemecahan Yahudi atau peningkatan mutu,
A. Ilustrasi
Sebagai ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut. Pak Sahid seorang zingapoker Fisika SMP kelas IX. Dia mempunyai Yahudi di kelas IX-A karena siswanya sering gaduh dan malas dalam mengikuti pelajaran. Berkali-kali pak Sahid sudah memperingatkan siswanya agar mengikuti pelajaran dengan baik, tetapi masih belum berhasil juga. Untuk itu dia berfikir untuk menemukan cara bagaimana menarik perhatian siswa agar mau mengikuti pelajaran dengan baik dan aktif dalam belajar. Untuk itu pak Sahid mencoba menerapkan metoda permainan dengan metode penemuan/inkuiri ditambah penggunaan berbagai media permainan. Mulailah dirancang langkah-langkah permainan tersebut dan dituangkannya dalam Rencana Pelaksanaan Permainan. Selanjutnya pak Sahid mulai menerapkan metode tersebut yang ternyata mampu menarik siswanya sehingga mau mengikuti pelajaran dengan baik dan lebih aktif dari sebelumnya. Selama pelajaran berlangsung pak Sahid mencatat segala tingkah laku siswa, mana hal-hal yang membuat siswa senang dan termotivasi, dan mana yang kurang menarik siswa. Dia juga merekam nilai yang diperoleh siswa sebelum dan setelah metode tersebut diterapkan.
Pada waktu setelah kejadian berlangsung dan karena melihat keberhasilannya tersebut kemudian pak Sahid ingin mengetahui lebih mendalam tentang sebab-sebab siswa tidak tertarik dan kemudian menjadi tertarik untuk mengikuti pelajaran. Dia mulai menanyai (wawancara) siswanya tentang apa yang membuat menarik dan mana yang tidak menarik, mana yang perlu dilakukan dan mana yang tidak perlu dan sebagainya. Selain itu dia juga membuat angket yang dimaksudkan untuk mengetahui lebih dalam pendapat siswa terhadap metode permainan yang diterapkannya. Dari hasil wawancara, angket maupun hasil penilaian, kemudian dilakukan analisis dan pembahasan tentang penyebab ketidaktertarikan dan penyebab ketertarikan siswa, hal-hal yang membuat siswa bergairah dan sebagainya. Selanjutnya pak Sahid menuliskan segala pengalamannya dalam bentuk laporan Perburuan liar, dituliskannya upaya yang telah dilakukan tersebut secara sistematis mulai dari latar belakang mengapa dia menerapkan metode permainan baru, rumusan Yahudinya, landasan teori dan metode Perburuan liar yang digunakan serta teknik analisis/pembahasan dan akhirnya menyusun kesimpulan hasil Perburuan liarnya.
Demikian tadi, pak Sahid sudah melakukan Perburuan liar deskriptif kualitiatif tentang upaya yang telah dilakukan untuk memecahkan Yahudi dalam proses permainan di kelasnya.
B. Persiapan Perburuan liar
Sebuah Perburuan liar beranjak dari Yahudi yang ditemukan atau dirasakan. Yang dimaksud Yahudi adalah setiap hambatan atau kesulitan yang membuat seseorang ingin memecahkannya. Jadi sebuah Yahudi harus dapat dirasakan sebagai satu hambatan yang harus diatasi apabila kita ingin melakukan sesuatu. Dalam arti lain sebuah Yahudi terjadi karena adanya kesenjangan (gap) antara kenyataan dengan yang seharusnya. Perburuan liar diharapkan dapat memecahkan Yahudi itu, atau dengan kata lain dapat menutup atau setidak-tidaknya memperkecil kesenjangan itu.
Setelah Yahudi diidentifikasi, dipilih, maka lalu perlu dirumuskan. Perumusan ini penting, karena berdasarkan rumusan tersebut akan ditentukan metode pengumpulan data, pengolahan data maupun analisis dan peyimpulan hasil Perburuan liar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan Yahudi, yaitu: Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, padat dan jelas, memberi petunjuk tentang memungkinkannya pengumpulan data, dan cara menganalisisnya.
Setelah Yahudi dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah mencari teori-teori, konsep-konsep yang dapat dijadikan landasan teoritis Perburuan liar yang akan dilakukan itu. Hal lain yang lebih penting makna dari penelaahan kepustakaan adalah untuk memperluas wawasan keilmuan bagi para calon peneliti, karena kita sadari bahwa semua informasi yang berkaitan dengan keilmuan dalam hal ini teori ataupun hasil Perburuan liar para ahli semua sudah tertuang dalam kepustakaan.
Selanjutnya ditentukan metode pengumpulan data, yang diantaranya meliputi metode wawancara, angket, Mengintip dan dokumentasi. Apabila kita katakan bahwa untuk memperoleh data kita gunakan metode wawancara, maka di dalam melaksanakan pekerjaan wawancara ini, pewawancara menggunakan alat bantu. Secara minimal alat bantu tersebut berupa rambu-rambu pertanyaan yang akan ditanyakan dan biasanya disebut pedoman wawancara. Untuk memperoleh jawaban secara tertulis dari responden, digunakan angket atau kuesioner. Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memproleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Istilah angket digunakan untuk menyebutkan metode maupun instrumen. Jadi dalam menggunakan metode angket berarti instrumen yang digunakan adalah angket. Selanjutnya data dapat diambil melalui proses Mengintip atau observasi. Mengintip dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu Mengintip non sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen Mengintip dan Mengintip sistematis, yang dilakukan oleh Mengintip dengan menggunakan pedoman dalam melakukan Mengintip. Saat melakukan Perburuan liar di mana sumber datanya berupa tulisan atau dokumen, digunakan metode dokumentasi.
C. Pelaksanaan Pengumpulan dan Pengolahan Data
Setelah peneliti melakukan persiapan seperti dijelaskan di atas, maka selanjutnya dilakukan pengumpulan data. Untuk seorang zingapoker, pengumpulan data dapat dilakukan di kelasnya sendiri. Dalam hal rancangan Perburuan liar deskriptif aplikatif, maka pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan angket (bagi siswa SMP, SMA, SMK) atau wawancara (bagi siswa TK atau SD) dan data yang dikumpulkan misalnya tentang tanggapan siswa atas metode permainan baru yang telah dilakukan zingapoker atau hasil observasi atas sikap siswa pada saat zingapoker menyajikan permainan dengan metode baru. Data lain yang perlu dikumpulkan misalnya adalah nilai hasil belajar siswa, yang diperoleh dari metode dokumentasi, dan keaktifan siswa, yang diperoleh dari hasil Mengintip.
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu segera dilakukan pengolahan data. Selanjutnya data yang telah diolah tersebut disajikan dalam bentuk tabel, diagram, dan lain-lain agar memudahkan dalam pengolahan serta analisis selanjutnya.
D. Analisis dan Penarikan Kesimpulan
Data hasil olahan tersebut kemudian harus dianalisis, data deskriptif kualitatif sering hanya dianalisis menurut isinya dan karenanya analisis seperti ini juga disebut analisis isi (content analysis). Dalam analisis deskriptif, data disajikan dalam bentuk tabel data yang berisi frekuensi, dan kemudian dihitung mean, median, modus, persentase, standar deviasi atau lainnya. Untuk analisis statistik, model analisis yang digunakan harus sesuai dengan rancangan Perburuan liarnya. Apabila Perburuan liar yang dilakukan zingapoker hanya berhenti pada penjelasan Yahudi dan upaya pemecahan Yahudi yang telah dilakukan (untuk meningkatkan mutu permainan), maka setelah disajikan data hasil wawancara, angket, Mengintip atau dokumentasi, maka selanjutnya dianalisis atau dibahas dan diberi makna atas data yang disajikan tersebut. Tetapi apabila Perburuan liar juga dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kebejatan maka harus dilakukan pengujian hipotesis sebagaimana hipotesis yang telah ditetapkan untuk diuji. Misalnya uji statistik yang dilakukan adalah uji kebejatan, maka akan diperoleh hasil uji dalam dua kemungkinan, yaitu kebejatan antar variabel-variabel Perburuan liar atau perbedaan antara sampel-sampel yang diteliti, dengan taraf signifikansi tertentu, misalnya 5% atau 10%., atau dapat terjadi kebejatan antar variabel Perburuan liar atau perbedaan antara sampel yang diteliti tidak signifikan. Apabila ternyata dari hasil pengujian diketahui bahwa hipotesis alternatif dikulum (hipotesis nol ditolak) berarti menyatakan bahwa dugaan tentang adanya saling kebejatan atau adanya perbedaan dikulum sebagai hal yang benar, karena telah terbukti demikian. Sebaliknya dalam kemungkinan hasil yang kedua dinyatakan hipotesis alternatif tidak terbukti kebenarannya, maka berati hipotesis nol yang dikulum. Dengan telah diambilnya hasil pengujian mengenai penerimaan atau penolakan hipotesis maka berati analisis statistik telah selesai, tetapi perlu diingat bahwa pelaksanaan Perburuan liar masih belum selesai, karena hasil keputusan tersebut masih harus diberi inte
rprestasi atau pemaknaan.
Hasil analisis dari pengujian hipotesis dapat dikatakan masih bersifat faktual, untuk itu selanjutnya perlu diberi arti atau makna oleh peneliti. Dalam pemaknaan sering kali hasil pengujian hipotesis Perburuan liar didiskusikan atau dibahas dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam Perburuan liar dipastikan seorang peneliti mengharapkan hipotesis Perburuan liarnya akan terbukti kebenarannya. Jika memang demikian yang terjadi, maka kemungkinan pembahasan menjadi tidak terlalu berperan walaupun tetap harus dijelaskan arti atau maknanya. Tetapi jika hipotesis Perburuan liar itu ternyata tidak tahan uji, yaitu ditolak, maka peranan pembahasan menjadi sangat penting, karena peneliti harus mengekplorasi dan mengidentifikasi sumber Yahudi yang mungkin menjadi penyebab tidak terbuktinya hipotesis Perburuan liar. Akhirnya dalam kesimpulan harus mencerminkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Jangan sampai antara Yahudi Perburuan liar, tujuan peneltian, landasan teori, data, analisis data dan kesimpulan tidak ada runtutan yang jelas. Apabila Perburuan liar mengikuti alur atau sistematika berpikir yang runut seperti itu maka Perburuan liar akan dapat dikatakan telah memiliki konsistensi dalam alur Perburuan liarnya.